Budidaya Tanaman Lainnya

Jumat, 21 Desember 2012

Budidaya Tanaman Karet


Budidaya Tanaman Karet
(Havea Brisiliansis sp)
I.Pendahuluan

Tanaman karet merupakan salah satu komoditi perkebunan yang menduduki posisi
cukup penting sebagai sumber devisa non migas bagi Indonesia, sehingga memiliki
prospek yang cerah. Oleh sebab itu upaya peningkatan produktifitas usaha tani karet
terus dilakukan terutama dalam bidang teknologi budidayanya .

  II.Syarat Tumbuh

Tanaman karet dapat tumbuh baik dan berproduksi yang tinggi pada kondisi tanah
dan iklim sebagai berikut:
- Di dataran rendah sampai dengan ketinggian 200 m diatas permukaan laut,
suhu optimal 280 c.
- Jenis tanah mulai dari vulkanis muda, tua dan aluvial sampai tanah gambut
dengan drainase dan aerase yang baik, tidak tergenang air. pH tanah
bervariasi dari 3,0-8,0
- Curah hujan 2000 - 4000 mm/tahun dengan jumlah hari hujan 100 -150 hari.
Karena itu karet cukup baik dikembangankan di daerah lahan kering beriklim basah. Tanaman karet memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan komoditas lainnya, yaitu: dapat tumbuh pada berbagai kondisi dan jenis lahan, serta masih mampu dipanen hasilnya meskipun pada tanah yang tidak subur, Mampu membentuk ekologi hutan, yang pada umumnya terdapat pada daerah lahan kering beriklim basah, sehingga karet cukup baik untuk menanggulangi lahan kritis, Dapat memberikan pendapatan harian bagi petani yang mengusahakannya, dan Memiliki prospek harga yang cukup baik, karena kebutuhan karet dunia semakin meningkat setelah China membuka pasar baru bagi karet Indonesia.

III.Persiapan Lahan

A.Pengolahan Lahan
1.Penebangan dan pembakaran pohon yang ada pada lahan.
2.Penyacaran lahan dari rumput yang ada.

B. Pencegahan Erosi
1. Pembuatan teras, baik teras individu maupun teras bersambung di sesuaikan dengan kemiringan lahan.
2. Pembuatan parit dan rorak, parit dibuat sejajar dengan lereng, saluran drainase memotong lereng dan rorak dibuat diantara barisan.
3. Pengajiran, untuk menentukan letak tanaman dan meluruskan dalam barisan dengan cara sebagai berikut :
- Tentukan arah Timur-Barat (TB) atau Utara-Selatan (US).
- Ukur pada TB jarak 6 meter atau 7 meter dan 3 meter dari arah US.
4. Penanaman penutup tanah, kegunaaanya : melindungi tanah dari sinar matahari langsung, erosi, menekan pertumbuhan gulma, dan sebagai media hidup cacing.

IV.Penanaman Tanaman Karet
1. Pembuatan lubang tanam dan pengajiran kedua.
2. Lubang tanam untuk tanah ringan 45X45X30 Cm, untuk tanah berat 60 X 60 X 40 Cm.
3. Lubang dibiarkan satu bulan atau lebih.
4. Jenis penutup tanah; Puecaria Javanica, Colopogonium moconoides dan centrosema fubercens,penanaman dapat diatur atau ditugal setelah tanah diolah dan di bersihkan, jumlah bibit yang ditanam 15 – 20 Kg/Ha dengan perbandingan 1 : 5 : 4 antara Pueraria Javanoica : Colopoganium moconoides dan cetrosema fubercens
5. Penanaman ; bibit ditanam pada lubang tanah yang telah dsiberi tanda dan ditekan sehingga leher akan tetap sejajar dengan permukaan tanah, tanah sekeliling bibit diinjak-injak sampai padat sehingga bibit tidak goyang, untuk stump mata tidur mata menghadap ke sekatan atau di sesuaikan dengan arah angin.

V. Pemeliharaan Tanaman Karet

1. Penyulaman
- Bibit yang baru ditanam selama tiga bulan pertama setelah tanam diamati terus menerus.
- Tanaman yang mati segera diganti.
- Klon tanaman untuk penyulaman harus sama.
- Penyulaman dilakukan sampai unsur 2 tahun.
- Penyulaman setelah itu dapat berkurang atau terlambat pertumbuhannya.

2. Pemotongan Tunas Palsu
Tunas palsu dibuang selama 2 bulan pertama dengan rotasi 1 kali 2 minggu, sedangkan tunas liar dibuang sampai tanaman mencapai ketinggian 1,80 meter.

3. Merangsang Percabangan
Bila tanaman 2 – 3 tahun dengan tinggi 3,5 meter belum mempunyai cabang perlu diadakan perangsangan dengan cara :
- Pengeringan batang (ring out)
- Pembungkusan pucuk daun (leaf felding)
- Penanggalan (tapping)

4. Pemupukan
Pemupukan dilakukan 2 kali setahun yaitu menjelang musim hujan dan akhir musim kemarau, sebelumnya tanaman dibersihkan dulu dari rerumputan dibuat larikan melingkar selama – 10 Cm. Pemupukan pertama kurang lebih 10 Cm dari pohon dan semakin besar disesuaikan dengan lingkaran tajuk.

5. Tumpangsari/Tanaman sela/intercroping
Syarat-syarat pelaksanaan tumpangsari :
- Topografi tanah maksimum 11 (8%)
- Pengusahaan tanaman sela diantara umur tanaman karet 0 – 2 tahun.
- Jarak tanam karet sistem larikan 7 X 3 meter atu 6 X 4 meter.
- Tanaman sela harus di pupuk.
- Setelah tanaman sela dipanen segera diusahakan tanaman penutup tanah.

VI. Teknik Perlindungan Tanaman Karet

a. Hama Tanaman Karet
Hama adalah perusak tanamam yang berupa hewan seperti serangga, tungga, mamalia dan nematoda. Beberapa jenis yang cukup merugikan yaitu:
1. Kutu Lak (Laccifer)

Ciri-ciri :
- Menyerang tanaman karet dibawah 6 tahun.
- Kutu berwarna jingga kemerahan dan terbungkus lapisan lak.
- Mengeluarkan cairan madu, membuat jelaga hitam dan bercak pada tempat serangan.
- Bagian yang diserang ranting dan daun lalu cairannya dihisap sehingga bagian tanaman yang terserang kering.
- Penyebaran kutu lak dibantu semut gramang.
Pengendalian :
- Lakukan pengawasan sedini mungkin.
- Bila serangan ringan lakukan pengendalian secara mekanais, Fisik dan Biologis
- Bila serangan berat, dengan Insektisida Albocinium 2% dan formalin 0,15% ditambah Surfaktan Citrowet 0,025%, penyemprotan interval 3 mg.

2. Pscudococcus Citri
Ciri-ciri :
- Stadia yang merusak adalah nympha dan imago berwarna kuning muda
- Meyerang tanaman yang masih muda seperti ranting dan tangkai daun.
Pengendalian :
- Bila serangan berat bisa menggunakan Insektisida jenis metamidofos dilarutkan dalam air dengan konsentrasi 0,05%-0,1%
- Interval penyemprotan 1-2 mg

b. Penyakit Tanaman Karet

1. Penyakit Embun Tepung
Penyebab: Cendawan Oidium heveae
Gejala: Menyerang daun muda lalu berbintik putih dan merangas . Umumnya menyerang setelah musim gugur daun.
Pengendalian: pemeliharaan yang intensif, penyelarasan beban sadapan Secara kimiawi dengan belerang circus dosis 3 – 5 Kg/Ha interval 3 – 5 hari.

2. Penyakit Daun Colletotrichum
Penyebab: Colletotrichum gloeosporioides
Gejala: Daun muda cacat dan gugur, pucuk gundul daun bercak coklat, ditengah bercak berwarna putih bintik hitam (spora)
Pengendalian: Dengan Fungisida

3. Penyakit Kanker garis
Penyebab: Phytophthora palmivora butl
Gejala: Bidang sadapan terdapat garis vertikal berwarna hitam dan bisa masuk sampai kebagian kayu dan kulit membusuk. Banyak timbul dimusim penghujan dan kebun yang terlampau lembab Makin rendah irisan, kemungkinan infeksi makin besar.
Pengendalian: Secara mekanis penjarangan pemangkasan pelindung, penanaman penutup tanah. Secara Kimiawi dengan Fungisida (B.a. Kaptofol)

4. Penyakit Jamur Upas
Penyebab: Cortisium salmonicolor
Gejala: Tajuk pada dahan / cabang akan layu sehingga tanaman lemah dan produksi turun.
Pengendalian: Secara kimiawi luka akibat serangan dilumas dengan fungisida bahan aktif tridermof (Calizin Rm 2%).

5. Penyakit Bidang Sadapan
Penyebab: Ceratocystis Fimbriata
Gejala: Menerang kulit bidang sadapan yaitu timbul selaput benang berwarna putih kelabu lalu. Penyebaran melalui spora spora dan pisau sadap.
Pengendalian: Secara mekanis dengan mengurangi kelembaban. Secara kimiawi dengan Fungisida bahan aktif benomil dan Kaptofol.

6. Penyakit Cendawan Akar putih
Penyebab: Cendawan Fomes Lignosus
Gejala: Daun kusam, menguning, layu dan akhirnya gugur Tanaman bila dibongkar pada akar terdapat cendawan berwarna putih kekuningan.
Pengendalian: Secara mekanis saat pembukaan lahan tunggul dan akar harus dibongkar Penanaman 1-2 tahun setelah pembongkaran. Tanaman sakit dibongkar lalu dibakar. Secara kimiawi akar yang terserang dipotong lalu diolesi fungisida.

VII. Panen dan Pasca Panen Tanaman Karet
Tanda-tanda kebun mulai disadap :
Umur tanaman karet rata-rata 6 tahun atau 55% dari areal 1 hektar sudah mencapai lingkjar batang 45 Cm sampai dengan 50 Cm. Disadap berselang 1 hari atau 2 hari setengah lingkar batang.

Tidak ada komentar: