Budidaya Tanaman Lainnya

Jumat, 21 Desember 2012

Budidaya Tanaman Kelapa Sawit

Budidaya Tanaman Kelapa Sawit(Elaeis)


Tips ini bercerita dengan penjelasan sederhana, juga melalui foto dan gambar sehingga masyarakat umum dan petani pekebun dapat memahami sepenuhnya proses budidaya kelapa sawit.

Penulis buku ini juga berharap msyarakat petani dapat menggunakannya sebagai bahan rujukan dalam upaya meningkatkan produktivitas lahan dan tanaman

Adapun materi buku ini adalah sebagai berikut :

Bab I : Mengenal Tanaman Kelapa Sawit
Berisi tentang botani tanaman kelapa sawit, ciri khas dari tanaman tersebut, mulai dari akar, batang dan daun.
Mencakup juga susunan pelepah yang unik, bunga, karakteristik buah yang terdiri dari berbagai tipe buah sampai dengan syarat tumbuh tanaman tersebut

Bab II : Pembibitan
Membahas tentang jenis-jenis kecambah berdasarkan sumbernya, dan budidaya yang mencakup seleksi awal kecambah, penanaman dan kemudian pemeliharaan pada tahap bibit kecil ( pre nursery ) sampai pada tahap bibit besar ( main nursery ), termasuk juga seleksi untuk mendapatkan bibit yang baik dan sehat.

Bab III : Menanam Kelapa Sawit
Membahas tentang cara menanam yang baik dan benar, mulai dari memancang untuk penentuan titik tanamnya, kemudian membuat lubang tanam dengan bentuk dan ukuran tertentu, memberi pupuk dan menanam bibit tersebut

Bab IV: Identifikasi Pokok
Pengenalan, pemahaman dan penentuan tanaman yang harus dibongkar/dimusnahkan dan bibit yang layak untuk terus dipelihara

Bab V : Pemeliharaan Tanaman
Mencakup seluruh tata cara, teknis pemeliharaan tanaman mulai dari pengawetan tanah ( konservasi ), pembersihan secara manual ( menggunakan cangkul, parang dsb ), secara khemis ( penyemprotan ) yang mencakup pengendalian semua jenis gulma pengganggu termasuk lalang

Bab VI : Pemupukan
Salah satu tahap terpenting, agar tanaman terus bertumbuh dan pada akhirnya dapat berproduksi tinggi. Di bahas juga di dalamnya jenis-jenis pupuk, pengadaan, penyusunan pengaturan dan kemasannya. Dijelaskan juga gejala - gejala defisiensi ( kekurangan unsur hara ) pada tanaman

Bab VII : Hama dan Penyakit
Terdiri dari teknis pengendalian serangan hama dan penyakit secara efektif dan efisien; jenis-jenis hama dan penyakit yang menyerang tanaman; gejala serangan pada tanaman dan ciri - ciri visual yang secara jelas dapat dilihat pada foto

Bab VIII : Perawatan Parit
Berisi tentang tata kelola air di kebun, yaitu drainase berikut jenis-jenis parit yang bertujuan untuk mengalirkan kelebihan air dengan lancar, sehingga kadar air terjaga 20-25 % dengan kedalaman aras air kira 60 cm

Bab IX : Panen Buah
Membahas tata cara pelaksanaan panen, termasuk di dalamnya kegiatan potong pelepah ( prunning ), penyediaan alat panen, pengaturan sistem transportasi mencakup sarana dan prasarana, yang semuanya itu bertujuan untuk tercapainya produksi tandan buah segar ( TBS ) yang tinggi dengan kadar minyak / rendemen yang tinggi, dan asam lemak bebas yang tidak lebih dari 3%


Cara Pemeliharaan atau Perawatan Kelapa Sawit. Kelapa sawit yang sudah di tanam memerlukan perawatan sehingga akan menghasilkan produksi yang maksimal. Perawatan kelapa sawit memerlukan perhatian yang serius karena biasanya sawit jika tidak terawat maka produksi yang di hasilkan juga sedikit sehingga keuntungan akan berkurang ( tidak maksimal). Tetapi biasanya meskipun biaya yang di keluarkan besar tetapi hasil yang di dapat juga akan lebih besar.


Hal - hal yang perlu diperhatikan dalam perawatan kebun kelapa sawit adalah :
a. Biaya
Dalam perawatan sebaiknya di cari cara agar biaya yang dihasilkan kecil tetapi hasil perawatan maksimal.

b. Cara perawatan
Pada daerah tertentu harus dilakukan perawatan yang berbeda seperti di daerah gambut dibutuhkan unsur hara mikro seperti cu dan fe dan juga harus dibuat drainase yang baik sedangkan di daerah mineral dan rata hal ini mungkin tidak di perlukan.

c. Adopsi tehnologi
Peralatan pertanian selalau mengalami kemajuan dari manual ke mekanis dan biasanya mekanis akan meningkatkan produktifitas sehingga biaya akan lebih murah. Jadi selalu harus di cari jenis tehnologi terbaru yang sesuai karena beberapa tehnologi pertanian yang terbaru tidak cocok di pakai dalam perkebunan kelapa sawit.

Adapun kegiatan pemeliharaan atau perawatan tanaman kelapa sawit adalah :

1. Pengendalian gulma
Gulma yang harus di kendalikan dalam perkebunan kelapa sawit adalah gulma kelas A seperti lalang, bambu, pisang, anak kayu, senduduk dan lain - lain. Cara pengendalian gulma kelapa sawit dapat anda baca selengkapnya di
Pupuk yang dibuthkan kelapa sawit adalah Urea/ZA, MOP/KCl, Dolomit/Kieserite, RP/TSP/SP-36 dan Borate serta Cuprum dan Ferrit. Selengkapnya dapat anda baca di 3. Tunas
Dalam penunasan hal yang harus di perhatikan adalah jumlah pelepah. 
a. Tanaman kelapa sawit berumur < 9 tahun tunasan harus songgo 3
b. Tanaman kelapa sawit berumur  9 - 15 tahun tunasan songgo 2
c. Tanaman kelapa sawit berumur  > 15 tahun tunasan songgo 1

4. Hama dan Penyakit
Ada banyak hama dan pekait kelapa sawit terutama adalah hama pemakan daun yang sangat memerlukan perhatian yang serius. Selengkapnya banca di 5. Cara Panen
Panen yang salah menyebabkan tanaman menjadi stress sehingga kegiatan panen saya masukkan kedalam perawatan kelapa sawit.

Gambaran umum dan pengenalan secara umum terhadap hama dan penyakit tanaman kelapa sawit dalam kaitan usaha budidaya kelapa sawit sangat diperlukan. Produktifitas dan hasil produksi tanaman turut dipengaruhi oleh serangan hama & penyakit. Tanaman yang dibudidayakan produksinya tidak akan dapat optimal jika mengalami serangan hama dan penyakit. Oleh sebab itu perlu pengenalan dan pengetahuan secara umum dan praktis mengenai hama dan penyakit, sehingga akan memudahkan dalam mengidentifikasi dan proses penanganan lebih lanjut. Harapannya gambaran secara umum ini dapat membantu kemudahan dari sisi operasionalisasi di lapangan dalam kegiatan budidaya kelapa sawit. Serangan hama & penyakit pada tanaman pada situasi ekstrim tertentu dapat menyebabkan kerugian yang sangat besar dalam budidaya, bahkan menyebabkan kematian bagi tanaman.
Berikut beberapa pengenalan secara umum dan praktis mengenai hama penyakit untuk membantu memudahkan operasional di lapangan, sbb:
I. HAMA
  1. Kumbang (Oryctes rhinoceros) dengan gejala serangan pada daun muda yang belum membuka, pangkal daun berlubang-lubang. Pengendalian dengan menggunakan predator seperti ular, burung dan sebagainya. Selain menggunakan predator hama juga dapat menggunakan parasit hama tersebut seperti virus Baculovirus oryctes dan jamur seperti Metharrizium anisopliae .
  2. Nematoda (Rhadinaphelenchus cocophilus) dengan gejala serangan pada daun. Daun yang terserang menggulung, tumbuh tegak, warna daun berubah menjadi kuning dan akhirnya akan mongering. Pengendaliannya dapat dengan cara pohon yang terserang dibongkar dan dibakar, ataupun dengan cara tanaman dimatikan dengan menggunakan racun natrium arsenit.
  3. Ulat api (Setora nitens, Darna trima, Ploneta diducta) dengan gejala serangan daun menjadi berlubang-lubang dan selanjutnya hanya tersisa tulangnya daunnya saja. Pengendalian dapat dengan cara pengaplikasian insektisida berbahan aktif triazofos 242 gr/lt, karbaril 85 % dan klorpirifos 200 gr/lt.
  4. Ulat kantong (Matisa plana, Mahasena corbetti, Crematosphisa pendula) dengan gejala serangan daun rusak, berlubang menjadi tidak utuh, dan tahap selanjutnya daun akan menjadi kering serta berwarna abu-abu. Pengendalian dapat dengan cara aplikasi insektisida yang berbahan aktif triklorfon 707 gr/lt dengan dosis 1.5 – 2 kg/ha. Dapat juga menggunakan timah arsetat dengan dosis 2.5 kg/ha.
  5. Tikus (Rattus tiomanicus, Rattus sp) Gejala serangan adanya bekas gigitan terutama pada buah, bibit dan tanaman muda yang terserang pertumbuhannya tidak normal. Pengendalian dapat menggunakan atau mendatangkan predator seperti burung hantu, ular dan sebagainya, serta tindakan pengemposan pada tempat-tempat yang dijadikan sarang oleh tikus.
  6. Belalang (Valanga nigricornis, Gastrimargus marmoratus) dengan gejala awal bagian tepian daun yang terserang terdapat bekas gigitan. Pengendalian dapat menggunakan predator seperti burung sebagai pemangsa alaminya.
  7. Tungau (Oligonychus sp) dengan gejala serangan pada daun yang terserang berwarna seperti perunggu dan mengkilat. Pengendalian dengan melakukan aplikasi akarisida yang mengandung bahan aktif tetradifon 75.2 gr/lt.
  8. Ngengat (Tirathaba mundella) dengan gejala serangan pada buah muda maupun buah tua terdapat lubang-lubang. Pengendalian dengan cara pengaplikasian insektisida yang mengandung bahan aktif triklorfon 707 gr/lt atau andosulfan 350 gr/lt.
  9. Pimelephila ghesquierei dengan gejala serangan pada daun yang terserang banyak yang patah karena menyerang dengan melubangi tulangan daun. Pengendalian dapat dilakukan dengan pengaplikasian semprot parathion 0.02 %.  
II. PENYAKIT
  1. Bud Rot atau Penyakit Busuk Titik Tumbuh, gejala serangan pada tanaman yang terserang, kuncupnya mengeluarkan bau busuk, kuncup membusuk dan mudah dicabut. Penyebab serangan bakteri erwinia, pengendalian dapat mengaplikasikan bakteri yang berfungsi sebagai pemangsa bagi bakteri erwinia.
  2. Spear Rot atau Busuk Kuncup, gejala serangan daun berwarna kecoklatan, jaringan pada kuncup yang terserang membusuk. Penyebab serangan ini sampai saat ini masih dalam kajian dan belum menemukan penyerang yang pasti. Pengendalian yang dilakukan masih sebatas melakukan pemotongan bagian kuncup yang terserang.
  3. Upper Stem Rot atau Penyakit Busuk Batang Atas, gejala serangan memperlihatkan batang pada ketinggian sekitar 2 m di atas tanah membusuk dan berwarna coklat keabuan, warna daun yang terbawah berubah dan selanjutnya akan mati. Serangan disebabkan oleh jamur fomex noxius, penanganan dengan cara membuang bagian batang yang terserang dan menutup bekas luka dengan obat luka yang ada. Pada kondisi parah tanaman dibongkar dan dimusnahkan.
  4. Basal Stem Rot atau Penyakit Busuk Pangkal Batang, gejala serangan pada daun yang terserang akan berwarna hijau pucat, tempat yang terinfeksi mengeluarkan getah, pada daun yang tua akan layu dan patah. Penyebab serangan adalah jamur Ganoderma, pengendalian dan pencegahan dapat melakukan aplikasi dengan menggunakan bahan yang mengandung Tricodherma ( produk CustomBio ), dapat disemprotkan kebagian yang terserang dan penyemprotan pada tanah sekeliling tanaman pokok secara melingkar. 
  5. Dry Basal Rot atau Penyakit Busuk Kering Pangkal Batang, gejala serangan tandan buah membusuk, pelepah daun terutama bagian bawah patah, penyebabnya jamur Ceratocytis paradoxa, penanganan untuk tanaman yang sudah terserang secara hebat dengan melakukan pembongkaran dan pemusnahan dengan cara dibakar.
  6. Blast Disease atau Penyakit Akar, gejala serangan pertumbuhan tanaman terlihat tidak normal, daun menguning, keragaan tanaman tidak segar. Penyebab serangan jamur Rhizoctonia lamellifera, Phytium sp , pengendalian dimulai sejak awal kegiatan di dalam pesemaian dengan mempersiapkan media yang tidak terkontaminasi jamur, drainase yang baik agar tidak terjadi kekeringan yang ekstrim pada tanaman.
  7. Anthracnose atau Penyakit Antraknosa, gejala serangan daun terdapat bercak-bercak coklat diujung dan tepi daun, bercak coklat dikelilingi warna kuning dan terlihat sebagai pembatas antara daun yang sehat dengan daun yang tidak sehat/terserang penyakit. Penyebab serangan seperti jamur Melanconium sp, Botryodiplodia palmarum, Glomerella cingulata. Cara pengendalian sejak awal mulai dari pemindahan bibit, dimana seluruh media tanah bibit disertakan, jarak tanam, penyiraman dan pemupukan yang dilakukan secara teratur dan berimbang, aplikasi Captan 0.2 % atau Cuman 0.1 %
  8. Patch Yellow atau Penyakit Garis Kuning, gejala serangan terdapat bercak-bercak pada daun dengan bentuk melonjong warna kuning dan di bagian dalamnya berwarna coklat. Penyebab jamur Fusarium oxysporum, pengendalian melakukan proses inokulasi pada bibit dan tanaman muda, atau dengan melakukan aplikasi bahan yang mengandung Tricodherma & Bacillus ( produk CustomBio )
  9. Crown Disease atau Penyakit Tajuk, gejala serangan daun bagian tengah sobek, pelepah berukuran abnormal atau kecil-kecil, penyebabnya bias dikarenakan menurunnya sifat genetik indukan. Pengendalian dimulai sejak awal terutama melakukan seleksi indukan yang bersifat karier penyakit ini, sehingga akan didapatkan bibit yang mempunyai sifat-sifat yang sehat.
  10. Bunch Rot atau Penyakit Busuk Tandan, gejala serangan adanya miselium bewarna putih diantara buah masak atau pangkal pelepah daun, penyebab jamur Marasmius palmivorus. Pengendalian dengan menjaga sanitasi kebun terutama pada musim penghujan, aplikasi difolatan 0.2 %, melakukan penyerbukan buatan atau kastrasi.


Tidak ada komentar: